30 Tahun Revolusi Iran , Perkasa dengan Program Nuklir
Minggu, 8 Februari 2009 - 11:04 wib
Tiga puluh tahun setelah revolusi Islam, Iran masih menyimpan ambisi menjadi sebuah kekuatan besar di Timur Tengah dan internasional. Untuk mencapainya,"Salah satu slogan revolusi adalah kemerdekaan, dan itu telah dicapai 100 persen," ujar pakar Timur Tengah Mohammed Sadegh al-Hosseini kepada AFP. "Jika dulu Shah (Reza Pahlevi, yang digulingkan revolusi
Dulu AS menempatkan ribuan pasukan dan pejabatnya di Iran selama rezim Shah berkuasa, apalagi ketika itu Teheran menjadi pembeli senjata
Beberapa langkah yang ditempuh dua presiden Iran sebelumnya, seorang konservatif Akbar Hashemi Rafsanjani dan reformis Mohammad Khatami, menjalin hubungan normal dengan negara-negara Barat. Memang Ahmadinejad pernah menulis surat kepada mantan Presiden AS George W Bush, dan mengucapkan selamat kepada Barack Obama.Tapi pada saat bersamaan, dia kerap mengungkapkan bahwa "kekaisaran" Amerika hampir punah di dunia ini. Ahmadinejad juga kerap mengungkapkan pernyataan provokatif terhadap sekutu AS,
Dia menyatakan rezim Zionis tersebut bakal hilang dari peta dunia, dan menyebut Holocaust hanya sebuah mitos. Jelas, pernyataan keras Ahmadinejad memperlebar kesenjangan Barat dan Teheran. "Pemerintah Islam
Keinginan Republik Islam Iran memperkuat pengaruhnya di kawasan regional bukan hanya menjadi perhatian serius Washington, melainkan juga Eropa dan negara-negara Arab lainnya. "Negara-negara besar memang mengisolasi
Jelas sekali, satu hal yang diinginkan Ahmadinejad,
Ahmadinejad pun meraih kepopuleran yang pasti di jalan-jalan negara Arab, dan para pemimpin negara Arab mengkhawatirkan hal tersebut. Salah seorang diplomat Barat mengungkapkan,
Salah satu yang membuat
"Kami hanya menerima hak kami dalam rangka perjanjian nonproliferasi nuklir, tidak lebih dan tidak kurang," tantang Ahmadinejad. Hingga awal 2006,
Negara Barat menyatakan teknologi peluncuran satelit sama seperti dengan kemampuan peluncuran rudal balistik. Mereka pun menuding peluncuran satelit tersebut berkaitan dengan pengembangan kemampuan nuklir militer. Awalnya, proyek satelit itu diluncurkan berdasarkan atas arahan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ali Khamenei. Khamenei ingin
Proyek tersebut dimulai pada Maret 2005 dengan tujuan menyiapkan landasan untuk memajukan industri ruang angkasa nasional di Iran. Mantan Duta Besar
Selain itu, ada beragam prestasi Iran setelah 30 tahun revolusi Islam, di antaranya nilai ekspor minyak mentah Iran meningkat tiga kali dibandingkan 30 tahun lalu. Kini, Iran mampu mengekspor minyak mentah mencapai USD68 miliar, padahal pada 1979 hanya USD25 miliar. Perusahaan Minyak Nasional yang dibentuk pada 1979 memiliki peranan strategi dalam meningkat industri minyak di negara tersebut.
Prestasi dalam bidang kesehatan adalah
Sementara itu, Wakil Presiden Iran Parviz Davoudi mengungkapkan Iran telah menjadi negara yang memimpin perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan aktivitas ekonomi. "
Sementara itu, kekecewaan tetap saja terjadi di balik optimisme. Kekecewaan dari kubu barisan sakit di Teheran adalah belum sempurnanya demokrasi. Mehdi Karroubi, politikus Iran, mengingatkan bahwa mendiang Ayatollah R Khomeini menginginkan sebuah Republik Islam yang bergantung pada suara rakyat dan menjalankan ajaran Islam. "Kita menyelenggarakan pemilihan, tetapi tetap saja ada intervensi dari terhadap pemerintahan dari Dewan Penjaga Revolusi," ujar ulama proreformasi ini.
Karroubi mengungkapkan, beberapa intervensi memang legal, tetapi kini semakin meluas campur tangan dewan tersebut serta terlalu berlebihan. Dewan Penjaga Revolusi merupakan badan yang mengawai jalannya pemilu di bawah konstitusi dan menyeleksi anggota parlemen. Kemudian, partai-partai berasaskan non-Islam, seperti liberal dan Marxis, juga dilarang di
Selama 30 tahun kembalinya Bapak Revolusi Iran Ayatullah R Khomeini dari pengasingan untuk memimpin revolusi Islam dirayakan besar-besaran Pengganti Khomeini, Ayatollah Ali Khamenei, bersama dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan kabinetnya serta para komandan militer, berkumpul di pusaran Khomeini di bagian selatan Teheran pada Sabtu (31/1/2009) untuk merayakan peringatan tersebut.(sindo//mbs)
0 komentar:
Posting Komentar